Mahasiswa Teknik Mesin UPGRIS, Tugas Akhir membuat Ventilator IoT

ventilator IoT UPGRIS
#PMBUPGRIS #MESINKEREN#MESINUPGRIS#HMTMMESINUPGRIS#IoT

SEMARANG, suaramerdeka.com – Banyaknya kasus petugas medis terpapar Covid-19 saat menangani pasien, membuat dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik dan Informatika (FTI) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) tergerak untuk menciptakan produk yang bermanfaat bagi tenaga medis. Produk yang diciptakan ventilator (alat bantu nafas) berbasis IoT (Internet of Things), baru-baru ini.

Pembuatan ventilator berbasis IoT ini diketuai Kepala Program Studi Teknik Mesin FTI UPGRIS, Aan Burhanudin MT dengan dibantu Muchamad Malik MEng yang ahli dibidang mekatronika dan robotika. Selain itu ada tiga mahasiswa Teknik Mesin UPGRIS yaitu Iffan Bayu Setyono, Kukuh Wahyu Hidayat dan Ilham Sabil Mubarok yang ikut terlibat ciptakan alat yang diklaim pertama di dunia itu.

”Alat ini diselesaikan dalam waktu 7 hari di Laboratorium. Proses pembuatan ventilator berbasis IoT ini dilakukan dengan pembagian tugas masing-masing. Mulai dari Iffan sebagai perancang desain mekanis, Kukuh sebagai perancang desain elektronis dan Ilham merancang desain perangkat lunak,” kata Aan

Dia menambahkan pihaknya juga melakukan beberapa kali revisi. Sehingga menghasilkan alat bantu pernafasan yang dapat berfungsi secara baik, aman, akurat dan presisi.
”Alat bantu pernasfasan itu telah memiliki sensor tekanan oksigen , sensor aliran oksigen, sensor detak jantung, dan sensor suhu yang dapat mengatur tekanan serta aliran oksigen secara otomatis sesuai dengan setingan dokter. Sehingga menjaga kestabilan alat bantu pernafasan dan menjadikan pasien lebih merasa aman,” papar Aan.

Selain itu, ventilator buatan FTI UPGRIS ini dilengkapi dengan sensor-sensor yang canggih. Dikatakan lebih lanjut, alat bantu pernafasan ini juga dapat dipantau dengan menggunakan kamera dua arah dan dikendalikan dari jarak jauh menggunakan jaringan Internet.

”Data-data medis pasien akan tersimpan ke dalam data base secara otomatis. Dengan teknologi tersebut maka dokter akan dapat menganalisa kesehatan pasien-pasien dengan melihat tren data kesehatannya. Sehingga dokter akan dapat memprediksi hal apa saja kemungkinan yang akan terjadi terhadap pasien,” tandas Aan.

Rektor UPGRIS, Dr Muhdi SH MHum bangga Aan Burhanudin dan tim mampu  merancang alat medis yang canggih. Dia juga sudah melihat sendiri kehebatan ventilator yang diciptakan dosen dan mahasiswanya di Rektorat UPGRIS, Jumat (24/4) kemarin

”Alat bantu pernafasan ciptaanya tersebut dapat bekerja secara efektif dan lebih aman. Sebab mengurangi kontak langsung antara pasien Covid-19 dengan tenaga medis sehingga keaman tenaga medis dapat terjamin,” kata Muhdi.

Adanya produk ini, diharapkan mampu menjawab permasalahan penanganan pasien Covid-19 secara baik. Muhdi menyebut secara data melalui jurnal internasional bahwa ventilator berbasis IoT yang terintegrasi dengan big data yang dibuat Aan dan tim merupakan produk pertama di dunia.

”UPGRIS sebagai sebuah instansi pendidikan melalui Catur Dharma Perguruan Tinggi yaitu dengan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta peneladanan. Hal ini, UPGRIS dapat menjalankan tugas penelitan yang lebih mendunia. Oleh sebab itu, ke depan akan ada dukungan baik dari bidang kesehatan sebagai pengguna, untuk ikut melakukan pengujian klinis. Pemerintah sebagai pemangku kepentingan dapat memberikan arahan maupun swasta untuk ikut mengembangkan alat tersebut dengan baik,” lanjut Muhdi.